Hi from Jolie Bebe....^____^

Hope u can enjoy read our blog....

Tahukan Anda Total Jam Tidur Ideal Anak Anda?

Total jam tidur ideal anak dalam sehari :
0 - 12 bulan = 10,5 - 18 jam
2-12 bulan = 14 - 15 jam
12 - 18 bulan = 13 - 15 jam
18 bulan - 3 tahun = 12 - 14 jam
3 - 5 tahun = 11 - 13 jam

Sumber : US National Sleep Fondation, 2004

The Joy of Raising a Baby


We’re glad you joined our family,
Yet some things make us wonder;
How can a little package like you
Have a voice that’s loud as thunder?

You are so small and oh so cute,
But you are never very shy,
For whenever you want something,
You just open your mouth and cry.

First you moved on hands and knees,
Then you were up on your feet.
We’re chasing you all around the house;
We’re tired; we need a retreat!

Some food is on the table;
Some food is on the floor;
Seems the only place food didn’t go,
Is in the baby we adore.

Diapers here and diapers there,
Stinky... smelly... Whew!
Diapers would have done us in,
If we didn’t love you as we do.

We’re glad you joined our family,
You’re a unique and wonderful treasure.
So, despite the work of raising you,
Being your parents is a total pleasure!
(By Karl and Joanna Fuchs)

Jangan Didik Anakmu

Jangan didik anakmu laki-laki
Bahwa kekuatan dan keperkasaan adalah segalanya
Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu laki-laki
Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan
Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan

Jangan larang anakmu laki-laki jika ia menangis
Dan jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng
Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya
Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah
Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya
Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya

Jangan didik anakmu perempuan
Bagaimana menjadi cantik
Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu perempuan
Bagaimana untuk menyenangkan laki-laki
Ajari dia untuk menyenangkan hati Tuhan

Jangan larang anakmu perempuan
Jika ia menikmati melompat, berlari, dan memanjat
Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda-benda
Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang
Karena jiwanya yang ingin bebas jadi dirinya sendiri
Dan juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan
Telah kaubonsai dan kaurusak sejak dini

Isilah rumahmu
Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan
Bukan dengan harta, keindahan tubuh, gelar, dan kekuasaan

Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan
Keindahan menikmati mentari pagi
Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir
Kemesraan seekor kupu-kupu hinggap di atas bunga
Dan merdunya suara tetes-tetes hujan

Jika kau ingin anakmu rajin beribadah
Gemakan keberadaan Tuhan dalam dirimu
Ia takkan bisa kaupaksa berdoa dan sembahyang
Ketika dia tak dapat menangkap makna ibadah darimu

Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan
Pancarkan rasa ingin terus belajar
Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca
Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku

Jika kau ingin anakmu penuh kasih
Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama
Kata-kata saja tidak akan mempan membuatnya mengasihi
Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu

Untuk anakmu
Engkau adalah teladan yang utama
Tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat
Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan
Hiduplah demikian!

4 KATA SOPAN

"Tolong", "terima kasih", "maaf", "permisi" sebaiknya Anda perkenalkan pada anak sedini mungkin.

Disadari atau tidak, para orang tua muda masa kini fokus pada usaha membentuk anak menjadi cerdas dan siap bersaing. Maklum saja, persaingan memang menuntut kualitas prima. Tak ada salahnya bila memang demikian. Sayangnya, tak jarang orang tua lupa mengenalkan sikap dan perilaku sopan santun sehari-hari. Perilaku sopan ini merupakan dasar dari pembentukan kepribadian, yang bukan saja membuat anak mengenal kebutuhannya sendiri, tetapi juga mengenal kebutuhan orang lain dan menghargainya. Intinya, sopan santun bisa menjadi kunci mulusnya anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain di kemudian hari.

Musti diajarkan
Selain cerdas, komplit rasanya jika si kecil sopan. Tentu orang tua mesti mengajarkan. Sebagai langkah awal, empat kata terpuji, yaitu "tolong", "terima kasih", "maaf" dan "permisi" dapat Anda perkenalkan. Anda dapat melakukan cara berikut :

- Contoh kongkret
Balita belajar dan memahami sesuatu dengan melihat, mendengar dan meniru. Bagaimana si kecil tahu harus bersikap sopan kalau ia tak pernah melihat dan mendengar orang di sekelilingnya berkata santun.
Katakan "tolong" saat Anda meminta anak mengambilkan sesuatu. Jangan lupa "terima kasih" setelah ia melaksanakan permintaan Anda. Begitu juga bila Anda meminta bantuan pengasuh untuk mengambilkan si kecil minuman. "Nina haus Mbak,bisa tolong ambilkan minum untuk Nina?" Si kecil melihat, mendengar dan paham pada siapapun ia minta bantuan, kata "tolong" tak lupa diucapkan. Begitu pula "terima kasih" setelahnya.

- Penjelasan sederhana
Pemahaman balita terhadap makna kata masih sederhana. Anda perlu memberi penjelasan secara sederhana. Misalnya, saat anak harus melewati tubuh pengasuhnya yang sedang duduk di dekatnya, ingatkan ia untuk mengucapkan "Permisi Mbak, Adi mau lewat". Jelaskan, jika ia lewat tanpa permisi, bisa-bisa tubuh si kecil dan si Mbak yang tidak tahu anak mau lewat tubrukan. Akibatnya berdua kesakitan.
Begitu pula saat si kecil merebut mainan temannya. Ingatkan tindakannya itu tidak tepat. Semestinya ia meminta dengan sopan, "Boleh pinjam?". Jelaskan padanya, ia tentu tak suka kalau mainannya direbut paksa teman. Anak perlu diajak mencoba rasa apa yang dirasakan orang lain.

- Tak perlu gengsi
Bisa jadi Anda enggan mengakui kesalahan apalagi minta maaf. Jelas ini bukan perilaku bijak. Makanya, tak perlu mengeluh kalau balita Anda tak pernah paham apalagi mengakui kesalahannya hingga keluar kata "maaf" dari mulut mungilnya.
Tak perlu gengsi minta maaf pada anak. Katakan "maaf" dengan tulus kalau ternyata Anda berbuat salah. Saat Anda secara tak sengaja merobohkan mainan balok yang sedang disusunnya, katakan "Duh, maaf ya Van, ibu beneran nggak sengaja" sambil segera membantunya mengumpulkan balok-balok yang ambruk berantakan.
Tindakan Anda membantunya mengumpulkan balok yang tercecer itu penting untuk menjelaskan pada si kecil bahwa kata "maaf" berkaitan dengan tindakan Anda memporakporandakan (walau tak sengaja) balok mainannya. Suatu saat, bila ia berbuat sesuatu yang merepotkan Anda, spontan ia berkata "Maafin Ivan ya bu.."

- Terapkan kebiasaan
Selain menerapkan sopan santun, latih anak suatu kebiasaan sederhana tapi manis. Misalnya, setiap pagi saat si kecil bangun tidur, sambut ia dengan kata-kata "Selamat pagi" dan malam mau tidur, katakan "Selamat malam, selamat tidur", sambil mencium keningnya. Beri juga kesempatan padanya mengucapkan kepada Anda. Tindakan tersebut membuat anak bahagia. Anak yang tumbuh dalam suasana bahagia, menjadi anak yang santun dan bisa menghargai orang lain.

- Lewat bermain
Lakukan bermain peran, misalnya Anda jadi penjual dan si kecil pembeli. Atau, Anda jadi tamu dan si kecil nona rumah. Lakukan kegiatan memberi dan menerima, meminta tolong, juga pura-pura melakukan kesalahan. Ciptakan dialog, yang memasukkan empat kata penting tersebut dalam dialog Anda.

Konsisten, terus ingatkan
Aturan yang jelas dan konsisten penting bagi balita. Jadi, sekali si kecil diperkenalkan kebiasaan bersopan santun, jangan terlewat Anda terapkan. Pembiasaan terjadi kalau sesuatu dilakukan secara konsisten.
Awalnya Anak bersikap sopan karena meniru dan karena dibiasakan. Sejalan perkembangan kematangan anak, ia semakin paham makna setiap kata-kata dan perbuatannya, bahwa setiap orang harus saling menghargai.
Di lain pihak, jangan pula berharap balita selalu ingat dan dengan sendirinya melakukan perbuatan yang diinginkan. Pastinya, Anda mengalami, si kecil lagi-lagi lupa mengucapkan "terima kasih" saat diberi atau dibantu. Ia kembali merebut mainan teman. Anak lupa bilang "permisi" ketika perlu melangkahi orang serta tidak ingat minta "maaf" ketika menumpahkan air ke lantai.
Memang tugas orang tua mengingatkan buah hati sambil tak lupa memberi contoh. Satu hal yang sebaikanya Anda ingat, hindari suara keras saat mengingatkan si kecil akan kealpaannya. Lebih mujarab menggunakan nada tenang. Misalnya, "Wah, Noni luapa ya, bilang permisi sama Mbak, habis buru-buru sih. Lain kali jangan lupa lagi ya sayang .."

Oleh : Nia L. Tobing
(Sumber : Ayahbunda No : 09 – 2007)

TIPS MEMILIH MAINAN AMAN UNTUK ANAK

1. Sesuaikan dengan perkembangan kognitifnya.
Mainan yang dilengkapi semacam proyektil, misalnya tidak sesuai untuk anak di bawah 4 tahun.
2. Ukuran mainan harus lebih besar dari lebar mulut anak untuk mencegah mainan tertelan
3. Tidak terlalu berat bagi anak, dan semua bagian mainan dalam keadaan baik. Kancing baju boneka yang rapuh dapat membuat anak ingin mengoyak dan bahkan menelannya.
4. Hindari mainan berkawat atau bersenar lebih dari 30cm, seperti yang ada pada sebagian produk telepon mainan. Anak mungkin akan melilitkan kawat atau senar di leher, sehingga bisa tercekik.
5. Sesuaikan dengan kondisi fisik. Membeli sepeda berukuran lebih besar dari badan anak, dengan pertimbangan anak akan cepat besar, justru bisa menimbulkan cidera serius, karena anak belum punya keterampilan fisik untuk mengontrolnya.
(Sumber : Femina No. 21/XXXV - 2007)