Hi from Jolie Bebe....^____^

Hope u can enjoy read our blog....

4 KATA SOPAN

"Tolong", "terima kasih", "maaf", "permisi" sebaiknya Anda perkenalkan pada anak sedini mungkin.

Disadari atau tidak, para orang tua muda masa kini fokus pada usaha membentuk anak menjadi cerdas dan siap bersaing. Maklum saja, persaingan memang menuntut kualitas prima. Tak ada salahnya bila memang demikian. Sayangnya, tak jarang orang tua lupa mengenalkan sikap dan perilaku sopan santun sehari-hari. Perilaku sopan ini merupakan dasar dari pembentukan kepribadian, yang bukan saja membuat anak mengenal kebutuhannya sendiri, tetapi juga mengenal kebutuhan orang lain dan menghargainya. Intinya, sopan santun bisa menjadi kunci mulusnya anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain di kemudian hari.

Musti diajarkan
Selain cerdas, komplit rasanya jika si kecil sopan. Tentu orang tua mesti mengajarkan. Sebagai langkah awal, empat kata terpuji, yaitu "tolong", "terima kasih", "maaf" dan "permisi" dapat Anda perkenalkan. Anda dapat melakukan cara berikut :

- Contoh kongkret
Balita belajar dan memahami sesuatu dengan melihat, mendengar dan meniru. Bagaimana si kecil tahu harus bersikap sopan kalau ia tak pernah melihat dan mendengar orang di sekelilingnya berkata santun.
Katakan "tolong" saat Anda meminta anak mengambilkan sesuatu. Jangan lupa "terima kasih" setelah ia melaksanakan permintaan Anda. Begitu juga bila Anda meminta bantuan pengasuh untuk mengambilkan si kecil minuman. "Nina haus Mbak,bisa tolong ambilkan minum untuk Nina?" Si kecil melihat, mendengar dan paham pada siapapun ia minta bantuan, kata "tolong" tak lupa diucapkan. Begitu pula "terima kasih" setelahnya.

- Penjelasan sederhana
Pemahaman balita terhadap makna kata masih sederhana. Anda perlu memberi penjelasan secara sederhana. Misalnya, saat anak harus melewati tubuh pengasuhnya yang sedang duduk di dekatnya, ingatkan ia untuk mengucapkan "Permisi Mbak, Adi mau lewat". Jelaskan, jika ia lewat tanpa permisi, bisa-bisa tubuh si kecil dan si Mbak yang tidak tahu anak mau lewat tubrukan. Akibatnya berdua kesakitan.
Begitu pula saat si kecil merebut mainan temannya. Ingatkan tindakannya itu tidak tepat. Semestinya ia meminta dengan sopan, "Boleh pinjam?". Jelaskan padanya, ia tentu tak suka kalau mainannya direbut paksa teman. Anak perlu diajak mencoba rasa apa yang dirasakan orang lain.

- Tak perlu gengsi
Bisa jadi Anda enggan mengakui kesalahan apalagi minta maaf. Jelas ini bukan perilaku bijak. Makanya, tak perlu mengeluh kalau balita Anda tak pernah paham apalagi mengakui kesalahannya hingga keluar kata "maaf" dari mulut mungilnya.
Tak perlu gengsi minta maaf pada anak. Katakan "maaf" dengan tulus kalau ternyata Anda berbuat salah. Saat Anda secara tak sengaja merobohkan mainan balok yang sedang disusunnya, katakan "Duh, maaf ya Van, ibu beneran nggak sengaja" sambil segera membantunya mengumpulkan balok-balok yang ambruk berantakan.
Tindakan Anda membantunya mengumpulkan balok yang tercecer itu penting untuk menjelaskan pada si kecil bahwa kata "maaf" berkaitan dengan tindakan Anda memporakporandakan (walau tak sengaja) balok mainannya. Suatu saat, bila ia berbuat sesuatu yang merepotkan Anda, spontan ia berkata "Maafin Ivan ya bu.."

- Terapkan kebiasaan
Selain menerapkan sopan santun, latih anak suatu kebiasaan sederhana tapi manis. Misalnya, setiap pagi saat si kecil bangun tidur, sambut ia dengan kata-kata "Selamat pagi" dan malam mau tidur, katakan "Selamat malam, selamat tidur", sambil mencium keningnya. Beri juga kesempatan padanya mengucapkan kepada Anda. Tindakan tersebut membuat anak bahagia. Anak yang tumbuh dalam suasana bahagia, menjadi anak yang santun dan bisa menghargai orang lain.

- Lewat bermain
Lakukan bermain peran, misalnya Anda jadi penjual dan si kecil pembeli. Atau, Anda jadi tamu dan si kecil nona rumah. Lakukan kegiatan memberi dan menerima, meminta tolong, juga pura-pura melakukan kesalahan. Ciptakan dialog, yang memasukkan empat kata penting tersebut dalam dialog Anda.

Konsisten, terus ingatkan
Aturan yang jelas dan konsisten penting bagi balita. Jadi, sekali si kecil diperkenalkan kebiasaan bersopan santun, jangan terlewat Anda terapkan. Pembiasaan terjadi kalau sesuatu dilakukan secara konsisten.
Awalnya Anak bersikap sopan karena meniru dan karena dibiasakan. Sejalan perkembangan kematangan anak, ia semakin paham makna setiap kata-kata dan perbuatannya, bahwa setiap orang harus saling menghargai.
Di lain pihak, jangan pula berharap balita selalu ingat dan dengan sendirinya melakukan perbuatan yang diinginkan. Pastinya, Anda mengalami, si kecil lagi-lagi lupa mengucapkan "terima kasih" saat diberi atau dibantu. Ia kembali merebut mainan teman. Anak lupa bilang "permisi" ketika perlu melangkahi orang serta tidak ingat minta "maaf" ketika menumpahkan air ke lantai.
Memang tugas orang tua mengingatkan buah hati sambil tak lupa memberi contoh. Satu hal yang sebaikanya Anda ingat, hindari suara keras saat mengingatkan si kecil akan kealpaannya. Lebih mujarab menggunakan nada tenang. Misalnya, "Wah, Noni luapa ya, bilang permisi sama Mbak, habis buru-buru sih. Lain kali jangan lupa lagi ya sayang .."

Oleh : Nia L. Tobing
(Sumber : Ayahbunda No : 09 – 2007)